Disinilahinti modus penipuan pengiriman paket sesungguhnya dimulai. Biasanya dia akan mengaku sebagai petugas pabean, petugas cargo bandara, atau dari jasa pengiriman paket. Dia memberitahu kepada korban, bahwa paket dari Mr. X sudah sampai Indonesia. Dia sampaikan juga bahwa isinya adalah perhiasan, gadget dan uang. Bacajuga: Terima Kiriman Ganja Cair dari Thailand, WN AS Ditangkap di Bali. Awalnya, petugas mendapat informasi bahwa WNA ini melakukan penerbangan domestik dari Jakarta menuju Bali yang diduga akan menggunakan surat keterangan hasil PCR palsu. Belakangan, hasil validasi surat keterangan PCR tersebut ternyata asli. Waspada Penipuan Modus Kirim Uang dari Luar Negri . 4 November 2020 17:08 Diperbarui: 4 November 2020 17:14 20949 1 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto Nah, klu kita semakin merespon hal ini mereka akan bilang klu paket kita tertahan di Bea Cukai dengan alasan ini itu , dengan memberikan bukti" palsu atas nama bea cukai ataupun Mkh5. JAKARTA – Kejahatan social engineering atau soceng semakin marak. Kini terdapat modus baru yakni permintaan untuk memasang aplikasi, yang mengatasnamakan jasa ekspedisi atau kurir pengiriman barang. Modus tersebut bermula ketika pelaku berpura-pura sebagai dan kurir dan mengirimkan berkas atau file ekstensi Android Package Kit APK dan disertai foto paket kepada korban. Kemudian, calon korban akan diminta untuk mengklik dan memasang aplikasi tersebut. Korban kemudian menyetujui hak akses atau permission terhadap aplikasi. Dari sana, data-data pribadi rahasia yang tersimpan dalam ponsel korban bisa dicuri oleh pelaku. Semisal data perbankan seperti kode one-time password OTP. Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Aestika Oryza Gunarto mengimbau agar nasabah dan masyarakat lebih berhati-hati dengan modus kejahatan tersebut. “Nasabah agar selalu waspada terhadap berbagai modus tindak kejahatan social engineering. Kerahasiaan data pribadi dan data transaksi perbankan harus terus dijaga, tidak hanya oleh pihak bank, namun juga oleh nasabah,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat 9/12/2022. Sebelumnya, Ketua Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja mengatakan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dalam mengakses informasi ataupun saat bertransaksi. Hal ini agar masyarakat tidak membagikan data pribadi dan perbankan kepada pelaku JugaIni Layanan Jasa Kurir Favorit saat Harbolnas, JNE atau J&T Express?Driver Ojek Online Tuntut Kemenkominfo Revisi Tarif Jasa KurirPelaku Bisnis Jasa Kurir Kompak Atur Strategi Usai BBM Naik Pasalnya, social engineering dapat memengaruhi pikiran korban dengan angin surga’ melalui penawaran hadiah atau menyebarkan teror jika tidak melakukan yang diperintahkan, sehingga akun nasabah bisa terblokir atau terkena denda. “Fenomena angin surga’ kuat sekali dengan janji muluk-muluk. Kelengahan dimanfaatkan untuk menekan secara psikologis, ini yang membuat penipu melakukan arahan dan diikuti korbannya,” ujarnya. Oleh karena itu, nasabah diminta jangan mempercayai jika ada pesan singkat mengatasnamakan perbankan yang meminta untuk membuka tautan link. Perlu diperhatikan bahwa pemberi tautan tersebut merupakan nomor resmi dari bank terkait. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Mia Chitra Dinisari Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Foto Infografis/ Viral Penipuan Kurir Kirim Gambar Paket, Ingat 5 Langkah Ini!/ Ilham Restu Jakarta, CNBC Indonesia - Dittipidsiber Bareskrim Polri telah melakukan penindakan terhadap 58 orang pelaku penipuan berkedok MOD APK kurir palsu pada 30 Desember 2022 hingga 7 Januari 2023 lalu, terkait dengan adanya dugaan tindak pidana memproduksi sarana untuk ilegal akses, penipuan, pencurian, money laundring dengan MOD APK kurir 2 Subdit 2 Dittipidsiber Bareskrim Polri AKBP Irvan Reza mengatakan, para pelaku memodifikasi aplikasi berkedok paket jasa pengiriman untuk mengelabui korban yang akan menjadi sasaran empuk."Para pelaku memodifikasi aplikasi yang kemarin itu ada satu aplikasi paket penguiriman. Kemudian ada juga paket dalam perbankan, dan Facebook lite yang kirimkan korban nasabah. Nasabah suatu perbankan," kata Irvan dalam keterangannya melalui YouTube, Senin 23/1. Kemudian, lanjutnya, korban yang berhasil dikelabui atau telah membuka aplikasi yang dikirimkan, maka terbuka akses data-data korban. Saat itu, para pelaku mulai menelusuri data pribadinya, termasuk rekening perbankan."Kemudian tentunya nasabah itu memiliki aplikasi m-Banking, dengan tujuan kita tau rekan-rekan mungkin setiap hari pesan barang melalui online itu ada wa masuk. Dipikir itu dari kurir paket yang akan diterima dan itu aplikasi yang dikirimkan pasti akan di klik. Saat setelah klik Link tersebut aplikasi itu berfungsi untuk mendapatkan akses atau mirroring SMS di handphone korban. Jadi setelah mereka korban neng klik, otomatis mereka ini pelaku mendapatkan informasi lebih lanjut," AD mengaku, untuk menipu para korbannya, Ia mengaku sebagai kurir yang akan mengirimkan chat berupa informasi yang dibutuhkan oleh korban sebagai pemesan barang dengan kalimat-kalimat yang meyakinkan."Cukup saya kirim wa saja pak, saya kirim. Selamat siang pak, ini dari JNE atau JNT ada paket atas ama bapak. Tolong dibuka saya kirim saya kirim dan share untuk APKnya," setelah korban melakukan penginstalan, maka data-data korban dapat diketahui mulai. Dari hasil menipu, pelaku mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang menggiurkan."Sekitar Rp 200 juta, udah beli mobil, sekitar 250 juta buat nambahin beli mobil," AK menambahkan, jika ada chat datu kurir paket yang minta untuk menginstal suatu aplikasi, sebaiknya jangan dilakukan. "itu virus, malware, buat diretas sms . Saran saya lebih hati-hati untuk menjaga keamanan data-datanya," Polri melakukan tindakan penahanan terhadap 13 orang tersangka, penetapan DPO terhadap 20 orang tersangka, dan penyelidikan terhadap 25 pelaku lainnya. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Awas Buka Undangan di WhatsApp, Modus Baru Rampok Rekening rob/ayh Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih YOGYA - Jasa pengiriman barang, JNE mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan JNE. Kepala Cabang JNE Yogyakarta, Adi Subagyo mengatakan JNE sedang melakukan tindakan preventif untuk pelanggan terhadap penipuan yang mengatasnamakan JNE. • Pakai JNE Trucking, Kirim-Kirim APD Diskon 50 Persen "Jadi terdapat beberapa pertanyaan dari pelanggan melalui via DM ke media sosial milik JNE. Lalu dari beberapa pertanyaan tersebut kami membuat himbauan kewaspadaan agar pelanggan jangan sampai tertipu terhadap oknum penipuan," jelasnya kepada melalui pesan singkat WhatsApp Kamis 16/04/2020. Model yang digunakan oleh oknum penipuan bermacam-macam diantaranya berupa transfer untuk asuransi, kuis, pemalsuan resi ataupun modus berjualan produk dengan harga murah dibawah harga pasar. "Penipuan berupa transfer untuk asuransi sebagai contoh pengiriman bernilai tinggi seperti handphone, elektronik dan lain-lain lalu dibeli dengan harga murah. Pelanggan nantinya diminta transfer asuransi dengan dalih mengeluarkan barang dari ekspedisi. Padahal asuransi itu biasanya sudah termasuk dihitung saat pengiriman dan nilainya pasti," jelasnya. • Solidaritas Pangan Jogja Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tengah Wabah Virus Corona "Sedangkan penipuan melalui model kuis nanti link dibagikan melalui sosial media ditambah testimoni akun tersebut. Kalau untuk pemalsuan resi biasanya digunakan oknum untuk pelanggan yang baru pertama atau jarang menggunakan JNE," sambung Adi. JNE mengimbau kepada masyarakat untuk mengecek data penjual dan mengenali olshopnya terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi. Selain itu, masyarakat diharapkan memahami jasa pengiriman yang menggunakan JNE seperti pembayaran ongkos kirim ongkir, asuransi paket dan surcharge. Tindakan preventif ini diharapkan dapat menjaga dan kenyamanan pelanggan JNE agar terhindar dari modus penipuan. Untuk informasi selengkapnya pelanggan dapat menghubungi call center JNE Yogyakarta 0274-4605800 atau melalui DM Instagram JNE Yogyakarta.